Mengapa guru perlu
mengetahui dan menggunakan media dalam pembelajaran? Curzon (1985) menyatakan
sebagai berikut:
The object of
using audio visual material in the classroom in the communication of
information incidental to the total teaching process. Selected and used
skillfully the aid in the right time, the right place, and the right manner –
audio visual aids (AVA) can multiply and widen the channels of communication
between teacher and class.
Pernyataan Curzon
cukup jelas kiranya dapat mencirikan pentingnya penggunaan media dalam bentuk
AVA untuk pengajaran secara umum, bahwa penggunaan AVA dapat memperluas saluran
komunikasi antara guru dan siswa. Maksudnya apabila Anda mengajar dengan tidak
menggunakan AVA seperti ketika menjelaskan materi pelajaran atau ketika memberi
latihan, berarti Anda hanya menggunakan mulut untuk berkomunikasi atau disebut
juga komunikasi verbal. Apabila Anda menggunakan media seperti tape, gambar,
dll. dalam mengajar, maka Anda menggunakan lebih dari satu saluran komunikasi.
Anda tidak hanya memberikan stimulus secara verbal saja, tetapi Anda juga
menggunakan stimulus melalui saluran aural dan visual. Semakin banyak kita
menggunakan saluran komunikasi ketika mengajar, semakin banyak informasi yang
dapat diserap siswa, serta tentunya semakin efektif pengajaran kita.
Selanjutnya,
Curzon menyampaikan maksud utama dari penggunaan media sebagai berikut :
A class acquires
knowledge and skills as the results of assimilation of responses elicited by
those stimuli which create sensory impressions. The concept of teaching which
is based on the teacher relying solely on his voice and personality steems from
the belief that communication is best achieved through the medium of sound. The
use of AVA (media) in a lesson is based on the consideration of communication
as related to all the senses of the talk of the teacher in providing the
appropriate stimuli for desired responses can be facilitated by him to engage
the students’ senses of hearing, seeing, touching, etc.
Dari penuturan
Curzon, kita dapat menyimpulkan bahwa pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh siswa merupakan asimilasi atau gabungan dari respon-respon yang
dirangsang oleh stimulus-stimulus yang menciptakan suatu kesan sensoris pada
diri siswa. Sebagai contoh, ketika Anda mengajar reading, Anda menemukan satu
hal yang sangat sulit dijelaskan secara verbal dari teks kepada siswa.
Kemudian, Anda menggunakan alat bantu visual berupa gambar. Dalam hal ini, selain
Anda menggunakan saluran komunikasi verbal, Anda juga menggunakan saluran
komunikasi lain yaitu visual. Siswa akan lebih dapat memahami pelajaran dengan
bantuan visual berupa gambar selain penjelasan guru.
Pentingnya media
juga dapat dilihat dari aspek kehidupan siswa. Suatu kenyataan bahwa siswa
mendapatkan pengalaman yang lebih luas dan bervariasi dibanding orangtua mereka
ketika masih muda. Sehingga cukup beralasan kiranya apabila sekolah memberikan
siswa pengalaman sebanyak mungkin dan variatif. Untuk mencapai hal ini, sekolah
harus menggunakan sebanyak mungkin media yang dapat menyajikan berbagai
pengalaman kepada siswa. Moller (1974) dalam hal ini menyatakan:
Life divides two
kinds of reality: that imposed by the school; and the real, living world
outside. The new media can help us a lot in our task of: unifying the two
realities; indeed they are indipensable if we want to succeed in giving
children a stimulating environment in which they can learn.
Pernyataan di atas
menjelaskan bahwa media instruksional sangat bermanfaat untuk membangkitkan
motivasi siswa dalam belajar karena media menyajikan banyak pengalaman yang
menarik, bahkan pengalaman akan dunia di luar sekolah. Walaupun demikian, hasil
yang didapat sangat dipengaruhi oleh penggunaan media dengan benar, tepat, dan
terseleksi.
Banyak guru tidak
memanfaatkan media audio-visual karena dianggap mahal atau tidak tahu cara
pemanfaatannya dalam pembelajaran. Seperti kata pepatah “ala bisa karena biasa”
memang terjadi dalam pemanfaatan media. Banyak guru tidak bisa karena tidak
diajari atau tidak mau belajar sendiri untuk menggunakannya, serta tidak mau
mencoba. Suatu sikap yang harus diterapkan di kalangan guru adalah mencoba
belajar menggunakannya. Guru akan langsung merasakan manfaatnya setelah mencoba.
Media dapat
digunakan untuk keperluan pembelajaran baik secara klasikal maupun individual.
Dalam pembelajaran klasikal, media menjadi bagian integral dari proses
pembelajaran itu sendiri. Melalui penggunaan media, siswa dapat terlibat
langsung dengan materi yang sedang dipelajari. Misalnya, penggunaan media
realia atau benda nyata akan memberikan pengalaman belajar (learning
experiences) yang sesungguhnya kepada siswa. Siswa dapat menyentuh dan
mengobservasi benda tersebut dan memperoleh informasi yang diperlukan. Dalam
mata pelajaran biologi, contoh benda nyata adalah flora dan fauna yang dapat
diobservasi secara langsung oleh siswa.
Karakteristik
Media Pembelajaran
Selain tahu
pentingnya penggunaan media pembelajaran, Anda juga harus mengetahui karakteristik
setiap media, potensi apa yang dimilikinya, apa kelebihan dan apa
kekurangannya. Hal ini penting untuk mendapatkan hasil yang optimal dari
penggunaan media tertentu dalam pembelajaran. Setelah mengetahui karakteristik
berbagai media, kita dapat menyeleksi media mana yang cocok untuk digunakan
pada proses belajar mengajar tertentu. Dalam hal pentingnya mengetahui
karakteristik (properti) media, Kemp (1985) menyatakan:
This properties of
media help to indicate why they are used and what they can accomplish that
teachers alone can not accomplish (or can accomplish less efficiently). The
properties affect the ways in which each medium is used.
Terdapat tiga
karakteristik media secara umum menurut Kemp (1985) yaitu: fixative,
manipulative, dan distributive. Fixative property mengacu pada kemampuan media
untuk merekam peristiwa, menyimpan, dan mereproduksi informasi bilamana
diperlukan. Contoh media ini adalah: pita kaset audio dan video, sekarang
ditambah dengan cd, vcd, dan dvd. Alat rekam dan putarnya adalah tape recorder,
kamera, video player, cd/vcd/dvd player, televisi dan komputer.
Manipulative
property adalah kemampuan media untuk mentransformasi obyek atau peristiwa
dengan berbagai cara. Kemampuan ini dimiliki media seperti: kamera yang dapat memperbesar/memperkecil
obyek; mempercepat proses, contohnya proses membukanya kelopak bunga. Dalam PBM
tentang geografi, guru dapat memanfaatkan misalnya video sebuah gunung berapi
yang tidak mungkin dilihat dari jarak dekat. Kemampuan manipulatif sekarang
sudah sangat maju dengan bantuan komputer. Kita tidak perlu kemana-mana mencari
bahan, segala bahan yang diperlukan dapat ditemukan di komputer serta
dimanipulasi di komputer pula.
Distributive
property adalah kemampuan media untuk menyebarkan informasi melalui udara,
sehingga peristiwa yang terjadi di tempat yang berjauhan dapat ditayangkan
secara simultan. Contoh untuk ini adalah siaran tutorial udara Universitas
Terbuka yang dipersiapkan sebelumnya di Studio UT kemudian disiarkan ke seluruh
Indonesia melalui RRI.
E. Pemilihan Media
Untuk Pembelajaran
Setelah Anda
mengetahui pentingnya media untuk pembelajaran, tugas Anda selanjutnya adalah
memilih media yang paling baik dan paling cocok untuk suatu kegiatan
pembelajaran. Sebelum Anda menentukan media apa yang akan Anda pilih atau
terapkan dalam pembelajaran, ada baiknya Anda perhatikan saran-saran yang
disampaikan oleh Curzon (1985). Menurut Curzon ada beberapa pertanyaan yang
seharusnya dapat dipertimbangkan sebelum Anda menentukan suatu media, yaitu sebagai
berikut:
Apakah tujuan
instruksional yang ingin saya capai benar-benar membutuhkan pemanfaatan alat
bantu audio-visual ?
Karakteristik
media yang bagaimana yang akan membantu saya dalam mencapai tujuan
instruksional?
Respon apa yang
ingin saya peroleh dari penggunaan media, misal; ingatan, pemahaman, atau
konsolidasi?
Bagaimana respon
siswa/kelas terhadap penggunaan media?
Bagaimana saya
mengevaluasi keefektifan media yang dipergunakan?
Sekarang mari kita
bahas satu per satu pertanyaan-pertanyaan di atas agar Anda paham benar apa
yang harus Anda lakukan dalam memilih suatu media. Suatu keharusan bahwa ketika
Anda mengajar, Anda telah memiliki tujuan instruksional yang harus dicapai
siswa Anda. Biasanya, tujuan instruksional menyatakan suatu perubahan perilaku.
Oleh karenanya dalam pemilihan media, Anda harus memperhatikan kesesuaian media
dengan tujuan yang ingin dicapai. Sebagai contoh dalam pelajaran listening
comprehension, tujuan instrusionalnya adalah siswa dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan tentang isi wacana bahasa Inggris yang dibacakan oleh
seorang native speaker. Media yang Anda pilih haruslah media yang dapat
memfasilitasi siswa untuk melakukan latihan mendengarkan suatu teks yang
dibacakan oleh native speaker, yaitu sebuah tape recorder dan kaset yang berisi
rekaman suara seorang native speaker yang sedang membaca suatu teks. Tanpa
menggunakan media ini, tujuan instruksional akan sulit dicapai.
Pertanyaan kedua
membuat Anda harus memikirkan karakteristik suatu media yang akan membantu Anda
dalam mencapai tujuan instruksional. Misalnya kita ambil contoh di atas, karena
Anda memerlukan rekaman suara seorang native speaker, maka media yang akan
dipergunakan haruslah memiliki karakteristik “fixative” property yaitu
kemampuan media untuk merekam peristiwa, menyimpan, dan mereproduksi informasi
bilamana diperlukan. Media yang memiliki karakteristik seperti ini adalah tape
recorder atau cd player.
Pertanyaan ketiga
mengharuskan Anda untuk mempertimbangkan respon yang dirangsang stimulus atau
dibangkitkan oleh suatu media yang Anda pilih. Dalam pelajaran listening
comprehension di atas, respon yang diinginkan adalah pemahaman isi suatu teks
yang dibacakan oleh seorang native speaker. Pemahaman dicirikan dengan
kemampuan siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang isi teks/wacana setelah
menyimak dengan seksama kaset/cd berisi bacaan yang diputarmainkan oleh
tape-recorder atau cd-player.
Pertanyaan keempat
membuat Anda harus mempertimbangkan respon siswa terhadap penggunaan suatu
media. Apakah dengan penggunaan media tersebut siswa menyambut dengan antusias
ataukah malah menjadikan siswa lebih banyak mengalami kesulitan. Apakah siswa
tertarik dengan pelajarannya? Apakah mereka akan dapat mencapai tujuan
instruksional dengan lebih efektif dengan media tersebut? Semuanya ini
bergantung pada media yang Anda pilih, karenanya, pilihlah media yang sesuai
dengan usia dan tingkat kemampuan/level siswa, dan pastikan bahwa media
tersebut dalam kondisi yang baik. Sebagai contoh, jika materi pelajaran terlalu
sukar untuk siswa, jika peralatan (dalam contoh di atas adalah tape recorder)
rusak atau tidak menghasilkan suara yang baik, maka media tersebut jangan
dipakai.
Pertanyaan kelima
adalah hal terakhir yang perlu Anda pertimbangkan yaitu bagaimana mengevaluasi keefektifan
media yang kita pergunakan. Hal ini mudah kita lakukan dengan mengecek
pemahaman siswa terhadap materi setelah Anda mengajar. Selain itu, Anda juga
dapat melakukan evaluasi selagi proses belajar mengajar berjalan, dengan
mengamati pencapaian dan prilaku siswa, apakah mereka tertarik atau menunjukan
antusiasme ketika merespon media yang dipergunakan.
Kelima pertanyan
tersebut sangat penting untuk dipertimbangkan sebelum menentukan media yang
akan dipergunakan.
Sementara itu Kemp
(1985) menunjukan beberapa faktor yang perlu dipertimbang dalam memilih suatu
media untuk pembelajaran sebagai berikut:
Appropriateness/Kesesuaian.
Media yang dipergunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Misalnya, jika
Anda ingin siswa Anda dapat membaca iklan tentang lowongan kerja, media yang
sesuai adalah koran.
Level of
Sophistification. Ini mengacu pada kesesuaian media dengan tingkat
kemampuan/level siswa. Sebagai contoh: ketika membeli kaset di toko, Anda
mungkin mendapat hasil rekaman yang baik dengan suara yang jelas; tetapi
ternyata kaset tersebut isinya terlalu sulit dipahami oleh siswa Anda. Jadi
pemilihan kaset tersebut tidak memenuhi persaratan level yang siswa dan Anda
perlukan. Untuk menghindari kejadian seperti ini Anda harus mengevaluasi
tingkat sophistification materi kaset tersebut, yaitu kosakatanya, kecepatan
penyajiannya (cepat/lambat), tingkat kompleksitas struktur kalimatnya, dan
sebagainya sehingga isi materi sesuai dengan tingkat kemampuan/level siswa.
Cost/Biaya. Anda
harus mempertimbangkan apakah media yang ingin Anda pergunakan membutuhkan
biaya dapat dijangkau oleh Anda sendiri atau sekolah. Meskipun peralatan
tersebut kemudian dibeli oleh sekolah, apakah biaya tersebut sebanding dengan
keuntungan yang dapat diperoleh dari pembelajaran dengan media tersebut.
Tetapi, Anda tentunya tidak akan menyerah dengan situasi tersebut.
Availibility/Ketersediaan.
Faktor keempat ini adalah tentang apakah media tersebut tersedia. Bila tiak,
tentunya Anda akan mencari alternatif-alternatif lain.
Technical
Quality/Kualitas Teknis Peralatan. Faktor kualitas teknis mengacu pada suatu
kenyataan bahwa ketika Anda memilih suatu media, media yang dipilih tersebut
haruslah berkualitas baik. Suara yang tidak jelas dari rekaman yang tidak
berkualitas hanya akan menghancurkan efektifitas media yang digunakan yang
sebelumnya diharapkan dapat menyajikan banyak stimuli.
Dari penuturan
kedua ahli media pembelajaran tersebut di atas, kiranya kita mendapat gambaran
yang lebih luas tentang faktor apa saja yang harus kita pertimbangkan ketika
kita akan memilih suatu media yang akan kita pakai untuk membantu proses
pembelajaran siswa dalam upaya mencapai tujuan instruksional secara optimal.
0 komentar:
Posting Komentar