P |
endidikan merupakan unsur yang sangat untuk menciptakan sumber daya manusiayang beriman dan bertaqwa, cerdas dan mampu bersaing serta dapat meningkatkan kesejahteraan sekaligus kemakmuran bangsa dan Negara Indonesia, sesuai dengan tujuan yang dikehendaki oleh Undang – Undang Dasar 1945.
Departemen Pendidikan Nasional sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan dan telah melakukan pembaharuan system pendidikan. Usaha tersebut antara lain adalah penyempurnaan kurikulum, perbaikan sarana dan prasarana, serta peningkatan kualitas tenaga pengajar atau guru.
Guru sebagai pendidik, pengajar dan pelatih memegang peran penting sebagai sutradara sekaligus actor di dalam proses kegiatan belaja mengajar. Artinya pada gurulah
Tugas dan tanggung jawab merencanakan dan melaksanakan pembelajaran di sekolah. Guru sebagai tenaga yang professional harus memiliki sejumlah kompetensi mengaflikasikan berbagai teori belajar dalam bidang pengajaran, kemampuan memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang efektif dan efisien, kemampuan melibatkan siswa berpartisipasi aktif dan kemampuan membuat suasana belajar yang dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
Pada masa era globalisasi guru harus professional dalam menghadapi; pertama, keragaman peserta didik dalam berbagai dimensi ( intelektual, budaya, dan ekonomi ), kedua, berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, ketiga, perubahan pola pikir masyarakat. Dalam hal ini seorang guru harus mampu merancang, memilih bahan ajar dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan anak didik.
Mengelola proses pembelajaran secara taktis dan menyenangkan, mampu memilih media pembelajaran dan merancang program penilaian yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Untuk itulah seorang guru harus bisa mengatasi permasalahan – permasalahan yang sering dihadapi pada proses kegiatan belajar mengajar. Guru harus bisa merancang suatu proses pembelajaran yang efektif, efisien dan menyenangkan.
B. Penggunaan APE sebagai alat peraga pembelajaran pada mata pelajaran IPS
Pelajaran Ilmu Pengetahuan sosial (IPS) dipenuhi bahan materi yang bersifat abstrak.
Konsep – konsep seperti waktu, perubahan, kesinambungan, arah mata angin lingkungan, ritual, akultrasi, kekuasaan, demokrasi, nilai, peran, permintaan atau kelangkaan adalah konsep – konsep yang abstrak yang dalam mata pelajaran IPS harus
Dibelajarkan kepada anak didik. Sedangkan kita mengetahui anak kelompok pada usia
Sekolah Menengah Pertama, menurut Piaget ( 1963 ) berada dalam perkembangan kemampuan intelketual atau kognitifnya pada tingkatan konkrit operasional. Meraka lebih perdulikan adalah sekarang (konkrit) dan bukan masa depan yang belum mereka pahami (abstrak).
Oleh karena itu guru mata pelajaran IPS hendaklah bijak dan bisa berimprovisasi untuk menemukan berbagai cara dan bentuk pembelajaran agar memungkinkan konsep –
Konsep abstrak itu dipahami oleh anak didik.
Bruner (1978) memberikan pemecahan bagaimana guru mata pelajaran IPS agar bisa
Mengkonkritkan yang abstrak itu dengan percontohan dengan gerak, gambar, peta, grafiki, lambing atau elaborasi dalam kata – kata yang dapat dipahami anak didik. Pemecahan lainnya adalah dengan mengikuti konsep cara belajar siswa aktif yang sekarang dikembangkan dengan istilah Lesson Study (LS) dan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM), yang merupakan salah satu strategi yang diharapkan dapat mengkondisikan pembelajaran mata pelajaran IPS yang efektif.
Atas dasar itulah kita mencoba menggunakan Alat Permainan Edukatif (APE) yang merupakan salah satu alternatif untuk media pembelajaran. Sebagai model pembelajaran
Pada mata pelajaran IPS Alat Permainan Edukatif (APE) pada dasarnya sama dengan
Alat Peraga Pembelajaran (APP) yaitu ; alat peraga dapat berupa gambar contoh, model miniature ataupun benda sesungguhnya, program audio video, program computer dan lain sebagainya.
“ Dilihat dari wujudnya, ada 3 jenis media pembelajaran, yaitu ; grafis, audio dan proyeksi lisan. Media grafis antara lain ; gambar, fhoto, sketsa, diagram, bagan / chart,
Grafik, kartun, poster, peta, globe, papan panel. Media audio antara lain ; radio, alat perekam, lab. Bahasa. Proyeksi lisan ; film, bingkai, film rangkai, media transparansi,
Film dan vedio”. Ditjen Dikdasmen, 2000,7
Mulyono ( 2000 : 12 ) membedakan media pembelajaran menjadi media pandang yang tidak diproyeksikan (gambar, grafis) Media pandang yang diproyeksikan (OHP, slide)
Dan media audio.
Padi (2002 : 10) membedakan media menggunakan teknologi tinggi dan media yang tidak memerlukan teknologi tinggi.
Alat Permainan Edukatif (APE) juga merupakan Alat Peraga Pembelajaran (APP)
Yakni seperangkat peralatan atau benda yang pada dasarnya dirancang dan dibuat sedemikian rupa dalam berbagai bentuk. Pada umumnya bentuk APE lebih banyak menuntut anak didik menerapkan demontrasi dan psikomotornya. Dimana di dalam
Pekasanaan proses kegiatan belajar mengajar anak didik dituntut lebih aktif dan berperan
Serta atau berpartisipasi, lebih banyak berperan, bermanfaat, efektif, efisien dan tepat pada sasaran.
Alat permainan edukatif sebagai salah satu alat peraga pembelajaran pada media pembelajaran lebih banyak menekankan pada bentuk – bentuk permainan yang kita anggap masih cocok untuk diterapkan pada anak kelompok usia sekolah menegah pertama (SMP). Seperti permainan simulasi atau permainan monopoli, permainan mencari dan menyusun secara urut, mencari dan menggabungkan pasangan dengan benar,
Dan puzzle.
Bentuk dan penampilan Alat permainan edukatif hendaklah dirancang dan dibuat
Oleh guru mata pelajaran sendiri, karena dialah yang nantinya akan berperan penting dalam pelaksanaan penbelajaran di kelas, baik yang berkaitan dalam hal materi pelajaran
Ataupun berkaitan dengan penggunaan Alat permainan edukatif sebagai alat peraga pembelajaran.
Dalam pembuatan APE yang harus diperhatikan sekali adalah tingkat kebutuhan anak didik, unsur – unsur pewarnaan dari gambar, bentuk dan pola gambar. Gambar hendaknya dibuat semenarik mungkin, sehingga dapat menciptakan suasana atau kondisi
Yang menyenangkan dan kesiapan untuk menerima materi pelajaran dari anak didik.
Tapi perlu tetap diingat pembuatan alat tersebut tidak boleh menyimpang dan tetap pada
Jalur yang mengandung unsur- unsur pendidikan.
APE merupakan salah satu jenis alat peraga pembelajaran yang sekarang ini mungkin
Dapat dijadikan alternatif bagi guru mata pelajaran IPS Terpadu dalam menjabarkan materi – materi yang mungkin kita anggap masih abstrak.
Akhirnya penggunaan APE sebagai alat peraga pembelajaran dalam media pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPS terpadu kembali kita serahkan kepada
Guru – guru yang mengajar mata pelajaran IPS terpadu yang bersangkutan. Para guru
Haruslah selektif dalam memilih materi, relevansi, dan ketepatan. Sudah tentu yang menjadi pertimbangan utama adalah unsur materi pelajaran agar di dalam penggunaan APE sebagai alat peraga pembelajaran dapat lebih tepat mengenai sasaran, yaitu tercapainya tujuan pembelajaran serta guna menemukan jenis – jenis media yang sebaikinya dikembangkan sesuai dengan kemampuan masing – masing guru, anak didik,
Dan sekolah.
Mengingat kedudukan dan peran alat peraga pembelajaran sebagai suatu media di dalam pencapaian tujuan pendidikan juga sangat penting, sesuai dengan Kepmendikbud
Nomor : 0222.b/o/1980 dimana disebutkan salah satunya adalah tersedianya alat peraga
Dan merupakan salah satu sarana pendidikan yang berfungsi mendukung dan menunjang
Pelaksanaan pendidikan, khususnya dalam kegiata belajar mengajar.
Pemakaian APE sebagai alat peraga pembelajaran sangat cocok untuk diterapkan
Pada metode diskusi atau kerja kelompok, karena di dalam diciptakan situasi sedemikian
Rupa sehingga anak didik dapat mengambil peran aktif, juga mengajarkan anak didik
Untuk bekerjasama dalam kelompok untuk mengikuti atau menyelesaikan tugas dalam
Lingkungan kelompok. Mengingat model pembelajaran dalam penggunaan APE ini lebih
Menekankan pada ketrampilan – ktrampilan interaksi sosial dan berorientasi pada tugas
Menganalisa, menggali, atau memperdebatkan topik serta permasalahan tertentu maka model pembelajaran ini sangat sesuai diterapkan pada mata pelajaran IPS terpadu.
C. Penutup
Kita berharap semoga dengan penggunaan Alat Permainan Edukatif (APE) sebagai
Alat peraga pembelajaran dalam media pembelajaran pada mata pelajaran IPS terpadu
Bisa dijadikan salah satu alternatif model pembelajaran yang sesuai dan cocok dengan
Program yang sekarang dicanangkan oleh LPMP yakni setiap sekolah Khususnya pada jenjang Sekolah Menengah Pertama sudah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidik (KTSP).
Selanjutnya mari kita tingkatkan lagi kegiatan MGMP sebagai suatu wadah pembinaan dan pelatihan agar dapat lebih memantapkan kurikulum baru (KTSP) dengan
Lesson Study dan PAKEM sebagai acuan pembelajaran terkini, sehingga tercipta peningkatan profesional guru dan peningkatan mutu pendidikan.
Semoga dengan adanya tulisan yang sederhana ini akan menambah pengetahuan,
Pengalaman serta peningkatan kualitas bagi guru mata pelajaran IPS khususnya dan guru mata pelajaran lain umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjend Dikdasmen, 2002, Profesi Keguruan, Jakarta
Dirjend Dikdasmen, 2002, Media Pembelajaran, Jakarta
Danim, Sudarman, 2007, Inovasi Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung
Fathurrohman, 2007, Strategi Belajar Mengajar, Aditama, Bandung
Mukthar, 2007, 10 Kiat Sukses Mengajar di kelas, Nimas Multima, Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar