Selasa, 31 Agustus 2010


P
endidikan     merupakan unsur yang sangat untuk menciptakan sumber daya manusiayang    beriman    dan  bertaqwa,     cerdas dan mampu bersaing serta dapat meningkatkan kesejahteraan sekaligus kemakmuran bangsa dan Negara Indonesia, sesuai dengan tujuan yang dikehendaki oleh Undang – Undang Dasar 1945.
      Departemen  Pendidikan  Nasional  sebagai  lembaga  yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan  pendidikan   dan    telah  melakukan   pembaharuan system pendidikan. Usaha tersebut    antara    lain    adalah  penyempurnaan kurikulum, perbaikan sarana dan prasarana, serta peningkatan kualitas tenaga pengajar atau guru.
      Guru    sebagai     pendidik,   pengajar   dan  pelatih memegang peran penting sebagai sutradara sekaligus actor di dalam proses kegiatan belaja mengajar.  Artinya pada gurulah
Tugas   dan   tanggung  jawab merencanakan dan melaksanakan pembelajaran di sekolah. Guru   sebagai   tenaga    yang    professional    harus   memiliki    sejumlah    kompetensi mengaflikasikan  berbagai   teori   belajar dalam bidang pengajaran, kemampuan memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang efektif dan efisien,    kemampuan melibatkan siswa     berpartisipasi     aktif    dan kemampuan    membuat suasana    belajar yang dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
      Pada   masa    era   globalisasi guru   harus   professional dalam menghadapi; pertama, keragaman   peserta   didik dalam  berbagai dimensi ( intelektual, budaya, dan ekonomi ), kedua,   berkembangnya    ilmu pengetahuan  dan teknologi, ketiga, perubahan pola pikir masyarakat.      Dalam hal ini seorang guru harus mampu merancang, memilih bahan ajar dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan anak didik.
      Mengelola    proses  pembelajaran  secara taktis dan menyenangkan, mampu memilih media      pembelajaran      dan  merancang  program penilaian yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Untuk     itulah      seorang     guru     harus     bisa  mengatasi permasalahan – permasalahan yang sering dihadapi pada proses kegiatan belajar mengajar.  Guru     harus bisa merancang suatu proses pembelajaran yang efektif, efisien dan menyenangkan.
















B.  Penggunaan APE sebagai alat peraga pembelajaran pada mata pelajaran IPS

      Pelajaran  Ilmu Pengetahuan sosial (IPS) dipenuhi bahan materi yang bersifat abstrak.
Konsep   konsep  seperti     waktu,      perubahan,      kesinambungan,    arah mata angin lingkungan,     ritual,     akultrasi,   kekuasaan,  demokrasi,  nilai,  peran,  permintaan atau kelangkaan  adalah   konsep – konsep  yang abstrak yang dalam mata pelajaran IPS harus
Dibelajarkan   kepada  anak didik.  Sedangkan kita mengetahui  anak kelompok pada usia
Sekolah        Menengah         Pertama,      menurut    Piaget    (   1963    )   berada dalam perkembangan    kemampuan    intelketual   atau    kognitifnya pada tingkatan konkrit operasional.    Meraka lebih     perdulikan   adalah sekarang (konkrit) dan bukan masa depan yang belum mereka pahami (abstrak).
      Oleh karena     itu guru mata     pelajaran IPS hendaklah bijak dan bisa berimprovisasi untuk menemukan berbagai cara dan bentuk pembelajaran agar memungkinkan konsep –
Konsep abstrak itu dipahami oleh anak didik.
      Bruner (1978) memberikan pemecahan bagaimana guru mata pelajaran IPS agar bisa
Mengkonkritkan     yang  abstrak   itu dengan percontohan  dengan  gerak,  gambar,  peta, grafiki,   lambing   atau    elaborasi    dalam   kata – kata  yang dapat dipahami anak didik. Pemecahan     lainnya    adalah    dengan   mengikuti konsep cara belajar siswa aktif yang sekarang     dikembangkan    dengan    istilah   Lesson Study (LS) dan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM),  yang merupakan salah satu strategi yang diharapkan dapat mengkondisikan pembelajaran  mata pelajaran IPS yang efektif.
      Atas   dasar  itulah kita mencoba menggunakan  Alat Permainan Edukatif (APE) yang merupakan salah satu alternatif untuk media pembelajaran.   Sebagai model pembelajaran
Pada     mata    pelajaran IPS Alat Permainan Edukatif (APE) pada dasarnya sama dengan
Alat Peraga Pembelajaran (APP) yaitu ;   alat peraga  dapat berupa gambar contoh, model miniature ataupun benda sesungguhnya, program audio video, program computer dan lain sebagainya.
“ Dilihat   dari    wujudnya,     ada   3   jenis media pembelajaran, yaitu ; grafis, audio dan proyeksi lisan.    Media grafis antara lain ;   gambar, fhoto, sketsa, diagram, bagan / chart,
Grafik,     kartun,    poster,   peta, globe, papan panel. Media audio antara lain ; radio, alat perekam,       lab. Bahasa. Proyeksi lisan ; film, bingkai, film rangkai, media transparansi,
Film dan vedio”. Ditjen Dikdasmen, 2000,7
Mulyono ( 2000 : 12 )      membedakan media pembelajaran menjadi media pandang yang tidak diproyeksikan    (gambar, grafis)    Media pandang yang diproyeksikan (OHP, slide)
Dan media audio.
Padi    (2002 : 10)   membedakan    media menggunakan teknologi tinggi dan media yang tidak memerlukan teknologi tinggi.
      Alat    Permainan    Edukatif (APE) juga merupakan Alat Peraga Pembelajaran (APP)
Yakni    seperangkat      peralatan    atau benda yang pada  dasarnya dirancang dan dibuat sedemikian     rupa    dalam   berbagai  bentuk.  Pada umumnya bentuk APE lebih banyak menuntut    anak   didik  menerapkan demontrasi dan psikomotornya.     Dimana di dalam
Pekasanaan proses kegiatan belajar mengajar anak didik dituntut lebih aktif  dan berperan
Serta atau berpartisipasi,  lebih banyak berperan,   bermanfaat,   efektif,   efisien dan tepat pada sasaran.
      Alat    permainan    edukatif  sebagai salah satu alat peraga pembelajaran  pada media pembelajaran    lebih        banyak menekankan pada bentuk – bentuk permainan yang kita anggap     masih      cocok    untuk  diterapkan pada anak kelompok usia sekolah menegah pertama (SMP).      Seperti    permainan   simulasi    atau permainan monopoli, permainan mencari dan menyusun secara urut, mencari dan menggabungkan pasangan dengan benar,
Dan puzzle.
      Bentuk   dan    penampilan    Alat permainan edukatif hendaklah dirancang dan dibuat
Oleh   guru   mata pelajaran sendiri,     karena dialah yang nantinya akan berperan penting dalam pelaksanaan penbelajaran di kelas,  baik yang berkaitan dalam hal materi pelajaran
Ataupun    berkaitan     dengan penggunaan    Alat permainan edukatif sebagai alat peraga pembelajaran.
      Dalam pembuatan APE yang harus diperhatikan sekali adalah tingkat kebutuhan anak didik,     unsur – unsur    pewarnaan    dari   gambar,   bentuk   dan  pola gambar. Gambar hendaknya dibuat semenarik mungkin,  sehingga dapat menciptakan suasana atau kondisi
Yang    menyenangkan    dan kesiapan   untuk menerima materi pelajaran dari anak didik.
Tapi perlu  tetap diingat  pembuatan alat tersebut tidak boleh menyimpang dan tetap pada
Jalur yang mengandung unsur- unsur pendidikan.
      APE merupakan salah satu jenis alat peraga pembelajaran yang sekarang ini mungkin
Dapat    dijadikan     alternatif  bagi guru mata pelajaran IPS Terpadu dalam menjabarkan materi – materi yang mungkin kita anggap masih abstrak.
      Akhirnya      penggunaan      APE     sebagai    alat peraga  pembelajaran dalam media pembelajaran   khususnya  pada mata pelajaran IPS terpadu kembali kita serahkan kepada
Guru – guru   yang  mengajar mata pelajaran IPS terpadu yang bersangkutan.     Para guru
Haruslah  selektif  dalam  memilih  materi,  relevansi,  dan  ketepatan.   Sudah tentu yang menjadi  pertimbangan   utama  adalah  unsur materi pelajaran agar di dalam penggunaan APE     sebagai    alat peraga    pembelajaran    dapat lebih tepat mengenai sasaran,   yaitu tercapainya      tujuan     pembelajaran   serta   guna menemukan  jenis – jenis media yang sebaikinya dikembangkan sesuai dengan  kemampuan  masing – masing guru, anak didik,
Dan sekolah.
      Mengingat    kedudukan   dan peran   alat peraga pembelajaran sebagai suatu media di dalam pencapaian tujuan pendidikan juga sangat penting,    sesuai dengan Kepmendikbud
Nomor :  0222.b/o/1980  dimana  disebutkan salah satunya adalah tersedianya alat peraga
Dan  merupakan salah satu sarana pendidikan yang berfungsi mendukung dan menunjang
Pelaksanaan pendidikan, khususnya dalam kegiata belajar mengajar.
      Pemakaian   APE    sebagai    alat peraga pembelajaran sangat cocok untuk diterapkan
Pada metode diskusi atau kerja kelompok,  karena di dalam diciptakan situasi sedemikian
Rupa   sehingga   anak didik dapat mengambil peran aktif,    juga mengajarkan anak didik
Untuk    bekerjasama   dalam kelompok untuk mengikuti atau menyelesaikan tugas dalam
Lingkungan kelompok. Mengingat model pembelajaran dalam penggunaan APE ini lebih
Menekankan   pada  ketrampilan – ktrampilan interaksi sosial dan berorientasi pada tugas
Menganalisa,  menggali,  atau  memperdebatkan  topik serta permasalahan tertentu  maka model pembelajaran ini sangat sesuai diterapkan  pada mata pelajaran IPS terpadu.






C. Penutup


     Kita berharap   semoga  dengan   penggunaan Alat Permainan Edukatif (APE) sebagai
Alat  peraga   pembelajaran   dalam  media pembelajaran pada mata pelajaran IPS terpadu
Bisa    dijadikan   salah satu alternatif model pembelajaran yang sesuai dan cocok dengan
Program yang sekarang dicanangkan oleh LPMP yakni  setiap sekolah    Khususnya pada jenjang     Sekolah    Menengah  Pertama sudah menerapkan Kurikulum    Tingkat Satuan Pendidik (KTSP).
      Selanjutnya     mari     kita     tingkatkan    lagi   kegiatan MGMP sebagai suatu wadah pembinaan dan pelatihan  agar dapat lebih memantapkan kurikulum baru (KTSP) dengan
Lesson   Study    dan    PAKEM   sebagai acuan pembelajaran terkini,     sehingga tercipta peningkatan profesional guru dan peningkatan mutu pendidikan.
     Semoga    dengan    adanya    tulisan yang sederhana ini akan menambah pengetahuan,
Pengalaman serta  peningkatan kualitas bagi guru mata pelajaran IPS khususnya dan guru mata pelajaran lain umumnya.







DAFTAR PUSTAKA

Dirjend Dikdasmen, 2002, Profesi Keguruan, Jakarta
Dirjend Dikdasmen, 2002, Media Pembelajaran, Jakarta
Danim, Sudarman, 2007, Inovasi Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung
Fathurrohman, 2007, Strategi Belajar Mengajar, Aditama, Bandung
Mukthar, 2007, 10 Kiat Sukses Mengajar di kelas, Nimas Multima, Jakarta
Posted by MYTULISAN On 08.05 No comments

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube
All-Published

    Blogger news

    Free Music Online
    Free Music Online

    free music at divine-music.info

    Blogroll

    About